Tugas Bilangan Romawi
1) 243
= 100 + 100 + (50-10) + 3
= CCXLIII
2) 68 = (50 + 10) +5 +3
= LXVIII
3) 718 = 500 + 100 + 100 + 10 + 5 + 3
= DCCXVIII
4) 396 = 100 + 100 + 100 + (50 -10) +
5 + 1
=
CCCLXLVI
5) 1.346.783 = 1.000.000 + 100 + 100 + 100 + (50-10)
+ 5 +1 +500 + 100 +100 + 50 +10
+ 10 + 10 + 3
=
MCCCXLVIDCCLXXXIII
Apa
perbedaan konsep dan teknik
Ø Konsep
bahasa latin dari “Conceptus” yang berarti “ Tangkapan “. Selain konsep, dikenal
juga istilah term sebagai padanan dari konsep. Perbedaan jika konsep lebih
menjurus kepada aktivitas akal budi, maka term lebih berorientasi pada “hasil”
kegiatan akal budi yang dinyatakan dalam satu / lebih kata. Dengan demikin term
dapat diidentifikasikan sebagai kata / rangkaian kata yang membuat konsep
menjadi nyata dn mengandung pengertian tertentu.
Ø Konsep
menurut konotasi, konsep dapat dibedakan dua jenis konkrit dan abstrak. Konsep
konkrit adalah konsep yang konotasinya langsung mengacu pada realitas obyektif.
Konsep abstrak adalah konsep konotasinya hanya menunjuk sifat tertentu, tanpa
menunjuk pada relitas objektif
Ø Konsep
menurut wood ruf adalah suatu gagasan / ide yang relatif sempurna dan bermakna.
Suatu pengertian tentang suatu objek produk subjektif yang berasal dari cara
seseorang membuat pengertian terhadap objek – objek / benda – benda mellui
pengalamannya (setelah melakukkan persepsi terhadap objek /benda) pada tingkat
konkrit konsep merupakan suatu gambaran mental dari bebrapa objek / kejadian
yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan kompleks, konsep merupakan sintesis
sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek / kejadian
tertentu.
Ø Konsep
menurut soedjadji dalah ide abstrak yang digunakan untuk mengadakan klasifikasi
/ penggolongannya yang pada umumny dinyatakan dengan suatu istilah / rangkaian
kata.
Ø Teknik
menurut kamus besar bahasa indonesi ( 2005 : 1158)
Yaitu metode / sistem mengerjakan
sesuatu, cara membuat / melakukkan sesuatu yang berhubungan dengan seni.
Ø Teknik
menurut Gerlach dan ely (Ifamzah B.Uno, 2009 :2)
Yaitu jalan, alat, atau media yang
digunakan oleh guru untuk mengeratkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan
yang ingin dicapai
Ø Teknik
menurut Al Khazin (2010)
Yaitu cara yang dilakukkan sesorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Ø Teknik
menurut Edward M.Anthony yaitu suatu muslihat /strategi / taktik yang digunakan
oleh guru yang mencapai hasil segera yang maksimum pda waktu mengajar sesuatu
bagian bahasa tertentu.
Tugas Matematika Waktu
1. Kenapa
terjadi pagi, siang, sore, dan malam dan 1 hari ada 24 jam..??
Terjadi pagi, siang
sore, dan malam karena ada pergantian / pembagian zona waktu yang terdiri atas
150 setiap 1 jam contoh : Batas Waktu Barat (WIB) di bujur 1050
dan batas waktu timur 1200 selisih diantara WIB dan WIT selisih
adalah 150
Keliling Bumi =
3600
Selisih Pembagian Zona = 150
Perhitungan 24 jam
adalah dari 3600 : 150
= 24
Perhitungan 24 jam
dalam sehari diciptakan oleh bangsa mesir menggunakkan palang,adalah perwakilan
pertama dari apa yang kini kita sebut sebagai jam atau arloji.Saat siang
menggunakkan jam matahari dan pada malam hari menggunakkan 12 bintang sebagai
penanda. Ketika mas gelap dan terang dibagi menjadi 12 bagian dari konsep 24
jam terbentuk. Hal ini didasarkan pada terbaginya 12 jam secara tepat pada saat
siang hari dan 12 jam pada malam hari pada hari – hari ekuinoks. Terjadinya
hari ekuinoks adalah saat matahari melintasi ekuator sehingga siang dan malam
sama panjangnya. Ekuinoks ini terjadi hanya di tempat – tempat yang terletak di
00.
Pada tahun 147 -127 , seorang ahli astronomi yang bernama
hipperacus dari yunani memberi saran agar banyaknya jam dalam satu hari harus
dibuat tetap yaitu 24 jam agar tidak membingungkan. Contoh : Pada saat musim
panas hari lebih panjang dibandingkan malam.
Pagi = waktu dimana matahari mulai beranjak
bangun
dimulai pada pukul
05.00 dan berakhir pada pukul 10.00
Siang
= dimulai pukul 10.00 – 15.00
Sore =
dimulai pukul 15.00 – 18.00
Malam = dimulai pukul 19.00 – 24.00
2. Kenapa
dalam 1 bulan tidak sama tanggalnya contoh : januari 31, february 28.. ??
Karena dalam 1 tahun (12 bulan) da
365 hari, sedangkan pada tahun kabisat jumlah hari menjadi 366 hari karena pada
tahun kabisat bulan februari terdiri dari 29 hari. Tahun kabisat adalah tahun
yang angkanya habis dibagi empat. Contohnya tahun 4,8,12,100,400,1904,2000,2004,2008,2012,2016.sehingga
pada tahun kabisat dalam 1 tahun adalah 366 hari dan pada tahun bukan kabisat
ada 365 hari. Dasar perhitungan : kalender masehi / syamsiyah adalah ada pada
peredaran bumi mengelilingi matahari, kalender hijriyah / Qomariyah dasarnya
ada pada peredaran bukan mengelilingi bumi.
Dalam kalender masehi setahun ada
365, 25 hari dibulatkan menjadi 365 dan 366 hari. 366 hari dalam setahun setiap
empat tahun sekali. Sedangkan pada tahun lainnya 365 hari. Jumlah hari dalam
sebulan yaitu 30 atau 31, kecuali bulan februari yaitu 28 pada tahun biasa dan
29 pada tahun kabisat.
Dalam
kalender hijriyah jumlah hari dalam 1 tahun sekitar 354, 367 hari dibulatkan
menjadi 354 dan 355 hari. Dalam 30 tahun ada 11 kali tahun yang jumlahnya 355
hari sementara yang lainnya 354 hari. Jadi hijriyah lebih sedikit 10 sampai 12
hari tiap tahunnya (umumnya antara 10 dan 11 taip tahunnya) sehingga lama,
kelamaan tahun hijriyah akan menyamai dan kemudian menjauhi dari tahun kalender
masehi. Sekitar tahun 21 ribuan akan mulai saling menyamai, baik hijriyah
maupun masehi, kemudian hijriyah akan menjauhi masehi.
Kalender
masehi dapat digunakan untuk mengetahui musim / letak gerak semu tahunan
matahari. Misalnya pada akhir tahun / desember posisi matahari dilihat dari
bumi akan condong ke rah selatan. Hal itu juga berpengaruh terhadap musim di
berbagai belahan dunia. Pada saat itu (akhir tahun smpai awal tahun) di belahan
bumi utara mengalami musim dingin sedangkan selatan musim panas.
Kalender
hijriyah dapat digunakan untuk mengetahui perubahan kenampakan atau fase bulan.
Pada awal dan akhir bulan tak akan terlihat (bulan mati / bulan baru). Namum
bulan akan nampak bulat / purnama pada pertengahan bulan sekitar tanggal 15. Peringatan
tahun baru hijriyah yaitu identik dengan pengajian istighosah, dan kajian –
kajian rohani.
3. Kenapa
1 hari = 24 jam, 1 jam = 60 menit, 1 menit = 60 detik...??
Karena sistem bilangan yang paling
banyak digunakan manusia saat ini adalah sistem desimal, yaitu sebuah sistem
bilangan berbasis 10. Namun untuk mengukur wktu kita menggunakkan sistem duo
desimal (basis 12) dan sexa desima (basis 60). Hal ini disebabkan karena metode
untuk membagi hari diturunkan dari sistem bilangan yang digunakan oleh perdaban
kuno mediterania. Pada sekitar tahun 1500 SM, orang –orang mesir kuno
menggunakkan sistem seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi
wktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian. Orang mesir kuno
menggunakkan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan
dalam setahun / bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia
(3 di tiap jari, tidak termasuk jempol).
Pengertian
Representatif Dan Contohnya Dalam
Pembelajaran Matematika
Representatif Menurut Bruner (Ruseffendi, 1992) berpendapat
bahwa cara yang paling baik bagi anak untuk belajar konsep, dalil dalam matematika
ialah dengan melakukan penyusunan representasinya. Pada langkah-langkah
permulaan belajar konsep, pengertian akan lebih melekat bila kegiatan-kegiatan
yang menunjukkan represenatsi konsep itu dilakukan oleh siswa sendiri.
Representasi sebenarnya bukan menunjukkan kepada hasil atau produk yang
diwujudkan dalam konfigurasi atau konstruk baru dan berbeda, tetapi proses
berfikir yang dilakukan untuk dapat mengungkap dan memahami konsep, operasi,
dan hubungan-hubungan matematik dari suatu konfigurasi.
Reprentasi NCTM (1989) menjelaskan
bahwa representasi merupakan translasi suatu masalah atau ide dalam bentuk
baru, termasuk didalamnya dari gambar atau model fisik kedalam bentuk symbol,
kata-kata atau kalimat. Representasi juga digunakan dalam mentranslasikan atau
menganalisis suatu masalah verbal menjadi lebih jelas. Pengertian tersebut mengandung
makna bahwa a) representasi melibatkan penerjemahaman masalah atau ide-ide
dalam bentuk baru, b) representasi juga termasuk pengubahan diagram atau model
fisik ke dalam simbol-simbol atau kata-kata, dan c) proses representasi dapat
digunakan juga dalam menerjemahkan atau menganalisis suatu masalah sehingga
lebih jelas maknanya.
Reprentasi menurut Hwang, dkk.
(2007) menyatakan bahwa representasi dibedakan dari konteks. Terdapat
representasi eksternal (real word)
dan representasi internal (mind). Dalam
psikologi, representasi dimaksudkan sebagai proses pemodelan secara kongkrit
sesuatu dalam dunia nyata kedalam konsep abstrak atau simbol. Jonassen (Hwang,
dkk., 2007) menginterpretasikan model mental sebagai suatu representasi yang
kompleks yang termasuk didalamnya komponen-komponen metaphora, visual-spatial,
dan pengetahuan yang terstruktur. Dalam Psikologi matematik, representasi
diartikan sebagai deskripsi pengaitan antara objek dan simbol.
Jika seorang guru
memberikan representasi perkalian tersebut secara langsung melalui hafalan,
maka siswa tidak akan memaknai apa yang dimaksud dengan operasi perkalian.
Goldin (2002) berpendapat bahwa memahami konsep matematika yang lebih penting
bukanlah penyimpanan pengalaman masa lalu, tetapi bagaimana mendapatkan kembali
pengetahuan yang telah disimpan dalam ingatan dan relevan dengan kebutuhan
serta dapat digunakan ketika diperlukan. Proses mendapatkan pengetahuan yang
relevan dan penggunaanya sangat terkait dengan pengkodean pengalaman masa lalu
tersebut. Proses tersebut merupakan aktivitas mental, yang oleh karenanya
disebut representasi internal. Representasi
internal tentu saja tidak dapat diamati secara kasat mata dan akibatnya tidak
dapat dinilai, apa yang ada di dalam pikiran (minds on) tidak diketahui. Namun demikian, perwujudan dari minds on tersebut akan terlihat dalam
perkataan (lisan) atau tulisan dalam bentuk pernyataan, simbol, ekspresi,
notasi matematika, gambar, grafik, dan dalam bentuk lainnya. Perwujudan
tersebut dinamakan dengan representasi
eksternal.
Pengertian di atas sejalan dengan pendapat
beberapa bahwa representasi merupakan gambaran mental dari proses belajar yang
dapat dipahami melalui pengembangan mental yang ada dalam diri seseorang dan
tercermin seperti yang divisualisaikan dalam wujud verbal, gambar, atau
benda-benda kongkrit. Hal ini menunjukkan bahwa proses penggambaran atau
pelambangan sesuatu terjadi dalam pikiran seseorang. Kemudian hasil pikirnya
dituangkan dalam bentuk pernyataan, visual, atau notasi (Hudojo, 2002).
yaitu representasi eksternal
dan representasi internal (Adu-Gyamfi, 2003). Janvier menjelaskan bahwa
representasi eksternal menunjukkan wujud secara fisik dari suatu ide matematis
(Kartini, 2009). Representasi eksternal meliputi representasi verbal
(tertulis), representasi visual (piktorial dan skematik), dan representasi
simbolik (persamaan yang menunjukkan hubungan dua atau lebih kuantitas).
Sedangkan representasi internal adalah struktur kognitif “unique” yang memuat konsep matematika dan konsep-konsep lainnya
(As’ari, 2001). Hudiono (2005) mengatakan bahwa suatu aktivitas yang
menghasilkan bentuk representasi eksternal sebagai suatu bentuk yang dapat
diobservasi adalah menggambarkan proses yang terjadi secara internal di dalam
pikiran siswa. Melalui interaksi siswa dengan representasi eksternal membentuk
skema pengetahuan siswa. Untuk memikirkan dan mengomunikasikan gagasan-gagasan
matematika, siswa perlu merepresentasikannya dengan cara-cara tertentu. Dengan
demikian, apabila siswa memiliki akses representasi-representasi dari
gagasan-gagasan yang mereka tampilkan, maka mereka memiliki sekumpulan alat
yang siap secara signifikan akan memperluas kapasitas mereka dalam berpikir
matematis (NCTM, 2000).
Keberhasilam penyelesaian
masalah matematis dalam bentuk soal cerita dapat diamati dari aktivitas siswa
ketika mengonstruksi representasi dari masalah dan menggunakan representasi
dalam bentuk kata-kata, grafik, tabel, dan persamaan-persamaan dan simbol matematika
(Neria & Amit, 2004). Hegarty & Kohzenikov (1999) menyatakan bahwa
terdapat dua tipe representasi yang berkaitan dengan keberhasilan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika, yaitu (a) representasi piktorial, menampilkan secara visual
dari objek yang dijelaskan dalam soal cerita, dan (b) representasi skematik, mendeskripsikan hubungan
spasial dalam soal
cerita. Muttaqien (2016) menjelaskan bahwa representasi piktorial berarti mengodekan deskripsi
objek dalam soal cerita, sedangkan representasi skematik mengodekan deskripsi relasi dalam soal cerita
Terdapat tahap-tahap
penyelesaian masalah dalam soal cerita untuk mengeksplorasi representasi siswa.
Mayer menyatakan bahwa terdapat 3 tahap yang diperlukan, yaitu (a) tahap
translasi, (b) tahap integrasi, dan (c) tahap solusi (Krawec, 2010). Pada tahap
translasi, siswa membaca soal cerita yang melibatkan transformasi pernyataan
dari soal cerita menjadi bentuk lain yang dimengerti. Pada tahap integrasi,
siswa memvisualisasi ide dengan membuat gambar atau skema. Tahap solusi,
menyajikan deskripsi siswa dalam melakukan komputasi dan memeriksa langkah
penyelesaian.
Comments
Post a Comment