Man Jadda Wajada sukses itu pilihan bukan kebetulan...
Man
Jadda Wajada
Man
Jadda Wajada(siap bersungguh – sungguh ia akan sukses) Manusia
selalu diuji dan diberi sebuah masalah. Dari masalah itu kita dapat mengambil
sebuah hikmah dan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup kita. ubahlah sikap, perbanyak dalam berfikir postif
dan menjalaninya dengan penuh semangat. Sebagai seorang pemuda kita harus
membekali diri dengan ilmu dan ketakwaanya karena jika seorang tersebut tidak
memiliki keduanya maka tidaklah bermanfaat lagi dalam hidupnya. “Jika kau
ingin sukses, bersabarlah seperti Nabi Ayub, jangan pernah menyerah seperti
kolonel sanders, jangan lupa bersedekah, jangan jadi Qarun jangan berhenti mencoba seperti thomas
alva edison, berlatihlah keras seperti anna kournikova dan milikilah mental
juara seperti Michael Schummacher”.
1. Sukses
adalah pilihan
Al- Jaddu Bil-jiddi wal hirmanu
bil-kasali fanshal tushib’an qariibin gharatal – ‘amali.
(kesuksesan akan didapatkan dengan kesungguhn dan kegagalan terjadi akibat
kemalsan bersungguh – sungguh maka kamu akan mendapakan dengan segera apa yang
kamu cita – citakan.
2. Bersihkan
hati dan pikiran
Wahrish “ala hifdzil qulubi minal –adz,
faruju’uha ba’da – ttanafuri yash’ub, innal – quluba idza tanaafara wudduha,
syibhu – zzujajati kusruha la yusy’ab. ( dan jagalah
hatimu dari penyakit – penyakitnya, sulit mengembalikkan hati yang sudah jauh
dari kebenaran. Sesungguhnya hati jika sudah kotor, membersihkannya bak
mengumpulkan kaca yang pecah berserakan.
3. Selalu
berpikir positif
Wa ‘ainur – tidha’an kulli ‘aibin
kallilatun, kamma anna ‘aina-ssukhti tubdhi-l-masawiya.
(jika kita melihat sesuatu dengan positif, maka semuanya akan terlihat baik. Sebaliknya
jika kita melihat sesuatu dengan negatif, maka semua yang tampak adalah
kejelekan.
4. Jalani
hidup dengan optimis.
Syammir wa jidda li – amrin anta
thalibuhu, idz la tunanul ma’ali qatthu bil-kasali.
(singsikan lengan baju dan bekerja keraslah mencapai apa yang anda inginkan,
sebab kehormatan itu tidak pernah bisa dicapai hanya dengan bermalas – malasan
5. Jangan
takut gagal
Man lam yadzuq dzulla-tta’alumi saa’atan,
tajaraa’a dzullal-jahli thuula hayatihi ( barang siapa
belum merasakan kesulitan belajar walau sebentar, ia akan merasakan kebodohan
yang menghinakan selama hidupnya. “An – nasu min khaufi – dzzulli fi – dzzulli wan
– nasu min khaufil khata’i fil-khata’i” (manusia yang takut akan kehinanaan
sesungguhnya dia dalam kehinaan, dan manusia yang takut berbuat salah berada
dalam kesalahan).
6. Bangun
percaya Diri
Idza shadaqal ‘azmu wadhahas – sabiibu (
jika benar kemauannya, niscaya terbukalah jalannya.
7. Ambisi
yang menggelorakan hidup
Inna lakum ma’alim, fantahuu ila ma’alimikum.
Wainna lakum nihayah, fantahuu ila nihayatikum
(sesungguhnya setiap dari kamu mempunyai tempat pemberhentian, maka tujulah
tempat pemberhentianmu. Dan sesungguhnya kamu mempunyai tujuan, maka raihlah
tujuanmu).
8. Bermula
dari sebuah impian
Biqadri maa ta’tanii, tanaalu ma
tatamannaaa (sebesar kemauanmu sebesar itu pula yang
kau dapatkan. “ Idza ghaamarta fi syarafin maruumin, fala taqna’ bimaa duunannujum (
jika kamu menginginkan suatu tujuan yang mulia, janganlah kamu puas dengan
ramalan ahli nujum).
9. Menjadi
padi yang semakin merunduk.
Ya ayyuha–s–sadirul – muzawwiru min
sholafin, mahlan fainaka bil – ayyami munkhodi (
hai orang – orang yang egois yang sombong lagi berpaling, hati – hatilah karena
hari – harimu menipu.
10. Keajaiban
itu ada pada diri anda
Al – jaddu bil jiddi wl hirmanu bil –
kasali, fanshab tushib an qariibin ghayatal-‘amali
(rejeki didapatkan dengan kerja keras, dan kemiskinan didapatkan karena kemalasan.
Maka bekerja keraslah, niscaya engkau akan dapatkan apa yang engkau cita –
citakan.
11. Bersyukur
itu nikmat
Waidzaa kunta fi ni’matin far’aha,
fainnal – ma’ashi tuziilun – ni’ama ( jikalau kamu telah
mendapatkan nikmat itu, karena sesungguhnya kemaksiatan itu menghilangkan
nikmat.
12. Kenyataan
tentang hari ini
Lan – tarji’al –ayyamul – latii madhat (
tidak akan kembali hari – hari yang telah berlalu. “ wala huznum yaduumu wala
sururun, wala’usrun’alaika wala rakhaaun (dan tidak ada kesedihan
ataupun kebahagiaan yang kekal, dan tidak ada kesulitan ataupun kemudahan
bagimu yang kekal). “Baidhatul yaumi khairun min ajajatil – ghod” (telur hari ini lebih baik daripada
ayam besok).
13. Hindarilah
difat negatif
Suul khuluqi yu’dii
(kebiasaan buruk itu menular)
14. Kekuatan
kata – kata
Al – kalamu yanfudzu ma laa tanfudzuhul
– ibaru (perkataan itu dapat menembus apa yang tidak
dapt ditembus oleh jarum).
15. Memberi makna pada hidup
Qiimatul – mar’I biqadri maa yuhsinuhu
(nilai sesorang itu diukur dari kebikan yang telah dia perbuat) “
Qiimatul – mar’i biqdri ma yuhsinuhu (harga diri seseorang itu diukur
dari kebaikannya)
16. Membuka
potensi diri
Jarrib wa laahidz takun ‘arifan (
coba dan perhatikan niscaya engkau akan tahu). “Wat – tabru kat – turbi mulqa
fii amaakinihi, wal – ‘uudu fii ardhihi nau’un minal – hathabi (dan
emas bagaikan debu jika tetap di tempatnya, dan kayu jika tetap di tempatnya
termasuk kayu bakar yang tidak berarti. “Inni ra – aitu wuquufal –maa’i yufsiduhu,
in saala thaana wain – lam yajri lam yathib ( sesungguhnya saya melihat
air yang berhenti menjadi keruh. Jika air itu mengalir, dia akan menjadi
bersih)
17. Pertahankan
lalu kembangkan
Taalam falaisal – maru yuuladu ‘aaliman,
wa laisa akhu ‘ilmin kaman huwa jahil. ( belajarlah
karena tidak ada seorangpun yang dilahirkan dalam kedaan pandai. Dan orang –
orang pandai tidaklah sama dengan orang – orang bodoh)
18. Salurkan
potensi secara positif
Widzaa kunta fi ni’matin far’ahaa,
fainal-ma’ashi tuziilun –ni’ama (dan jika engkau mendapatkan
kenikmatan maka peliharalah, sesungguhnya kemaksiatan itu menghilangkan nikmat).
19. Kenali
kelebihan dan kekurangan
Halakam – ruun lam ya’rif qadrahu
(hancurlah sesorang yang tidak mengetahui kadar dirinya). “ kullu syaiin idza katsuro
rokhusho illa – l – adaba ( segala sesuatu jika banyak akan menjadi
murah kecuali sopan santun). “ da’maa yuriibuka wa khudz fiimaa khuliqta
lahu ( tinggalkan apa – apa yang meragukan dan ambillah apa yang
diciptakan untukmu )
20. Tahu keunggulan bersaing
La tahtaqir man duunaka falikulli
syaein maziyyatun ( jangan pernah menghina selain kamu,
karena setiap orang mempunyai kelebihan masing – masing).
21. Bekalilah
diri dengan pengetahuan dan keterampilan
Hayatul – fata wallahi bil – ‘ilmi wat –
tuqa idzaa lam yakuunaa la’tibaara lidzatihi (
demi allah sesungguhnya hidup seorang pemuda dengan ilmu dan pengetahuannya,
dan jikalau dia tidak mempunyai keduanya maka dia tidak bermanfaat lagi dalam
hidupnya).
“ AL – ‘ALIMU KABIIRUN WA IN KAANA
HADATSAN, WAL JAHILU SHOGHIRUUN WA IN KAANA SYAIKHAN” ( Orang yang pintar itu
terhormat walauun dia masih muda, dan orang yang bodoh itu kecil meskipun dia
sudah tua).
“ta’allam faisal – mar-u yuladu ‘aliman,
wa laisa akhuu ‘ilmin kaman huwa jaahil” (belajarlah, tidak ada seorang pun
yang dilahirkan dalam keadaan pintar, dan orang – orang berilmu akan berbeda
dengan orang – orang yang bodoh.
“Al – ILMU SHOIDUN WAL KITAATU QAIDUHU,
QAYYID SHUYUDAKA BIL – HIBAALIL WATSIQTI, FAMINAL HAMAQTI AN TASHIIDA
GHAZALATAN WA TATRUKAHA BAINAL KHALAIQI THALIQATAN” (Ilmu itu bagai bintang
buruan dan tulisan itu adalah artinya, maka ikatlah buruan itu dengan tali yang
kuat. Hanya orang bodohlah yang berburu kijang dan meninggalkan di antara
makhluk lainnya yang bebas tanpa ikatan)
22. Jangan biarkan mengalir apa adanya
Man
taanna naala ma tatamanna (siapa yang mempunyai cita
– cita ia akan mendapatkannya).
23. Tahu cara mencapai tujuan
Man saara ‘alad darby washala (barang
siapa berjalan pada jalannya, maka sampailah ia).
“man yazra’ yahshud” ( siapa yang
menanam. Ia akan memanen)
24. Rencanakan hidup anda
Tandziimul – ‘amali yuwaffiru nishful –
waqti (pengelolaan pekerjaan itu mempersingkat separuh waktu
kerja )
“al –‘amalu yaj’alu –ssha’ba sahlan” (dengan
mulai kerja akan menjadikan sesuatu yang sulit menjadi mudah).
“khoirul a’mali ma qalla wa dalla” (
sebaik – baiknya pekerjaan adalah yang sedikit dan terarah)
25. Jangan biarkan hidup tidak produktif
“Al – waqtu kas – saifi in la tqtha’hu
qata’aka” (waktu itu seperti pedang, jika engkau
tidak pandai mengelola, ia akan membunuhmu).
26. Pilih
prioritas
“WANTAHIZIL FURSHOTA INNAL FURSHOTA TASIIRU
IN LAM TANTAHIZHA GHUSSOH” ( Dan pergunakanlah waktumu karena sesungguhnya
waktu itu terus berjalan, jika tidak dipergunakan maka akan hilang).
27. Kesempatan
sering datang hanya sekali
“ man ‘arafa bu’das – safari ista’adda” (
siapa yang mengerti jauhnya perjalanan, hendaklah ia bersiap – siap).
28. Jalani
dengan sabar dan konsisten
As-shobru kas – shabiri nurrun fi
madzaqatihi, lakin ‘awaqibuhu ahlaa minal – ‘asali.
(kesabaran itu seperti obat dari pepohonan yang terkadang pahit saat ditelan,
tetapi akibatnya lebih manis dari madu).
“wamaa min syiddatin illa saya’tii laha
min ba’di syidatiha rakhaau” (dan berapa banyak dari
kesusahan itu akan datang sesudahnya kemudahan).
29. Disiplin
sebelum orang lain mendisiplinkan
“Wala tardha’an ‘aisyin biduunin wala
tanam, wakaifa yanaamu man kaana u’siran ( janganlah engkau rela hidupu
kekurangan, dan jangan bermalas – malasan. Bagaimana mungkin seseorang bermalas
– malasan jika ia membutuhkan).
30. Sukses
butuh kesungguhan dan kerja keras
“Man Jadda Wajada” (siap bersungguh –
sungguh ia akan sukses)
“ waman thalabl – ‘ula bighairi kaddin,
adhaa’al-‘umra fii thalabil-muhaali”. (barang siapa mencari
kemuliaan tanpa usaha atau kesusahan, sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan
umurnya untuk mencari sesuatu yang tidak mungkin terjadi)
“Waman
thalabal-‘ula sahirallayali” (barang siapa mencari
kemuliaan, hendaklah ia bangun di waktu malam)
Momentum
perubahan harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan belajarlah kesuksesan dari
orang yang sudah memulai kesuksesanya. Kita dapat mencotohnya sesungguhnya
tidak ada kegagalan dari orag yang berakal dan berkawan dengan orang – orang yang
berilmu. Gali kretifitas dalam diri untuk bertahan dan bangun jaringan dengan
banyak orang kewajiban dalam persahabatan itu saling tolong menolong, dan
diharuskan dalam suatu kecintaan itu sling tolong – menolong.jangan mudah
berpuas diri dengan apa yang sudah kita dapatkan. Jadilah seorang pelopor bukan
pengekor.
Tinggi
bagai bintang, bukan awan “ sikap rendah hati, dan jadilah bintang yang
menjulang tinggi walau dalam bayangan air sekalip[un, ia tetaplah menjulang
tinggi dan janganlah menjadi awan yang terbang ke langit seakan – akan tinggi,
padahal tidak ada isinya apa – apa”. Teruslah menjadi pembelajar kamu tidak akan
mendapatkan ilmu kecuali engan enam perkara, perinciannya sebagai berikut : a. Akal
sehat (kecerdasan) b. Ketamakan (terhadap ilmu) c. Kesungguhan d. Harta benda
(bekal) e. Bergaul dengan guru, f. Waktu yang memadai.
Comments
Post a Comment