penyesuaian diri remaja
Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian
diri dapat diartikan sebagai berikut :
a. Pengertian
penyesuain diri berarti adaptasi, dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa
“Survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat
mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
b. Penyesuaian
dapat diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan
standar atau prinsip.
c. Penyesuaian
dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat
rencana dan mengoragnisasi respon – respon sedemikian rupa, sehingga bisa
mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi – frustasi secara
efisien. Indivindu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara
yang adekuat/ memnuhi syarat.
d. Penyesuaian
dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional
maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional yang tepat pada setip
situasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian
adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada didri sendiri dan pada
lingkunganya.
Proses penyesuaian diri
Penyesuaian
diri adalah proses bagaimana indivindu mencapai keseimbangan diri dalam
memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Penyesuain yang sempurna terjadi
jika manusia. Indivindu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan
lingkungannya di mana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan dimana
semua fu0ngsi organisme/indivindu berjalan normal. Penyesuain diri yang
sempurna itu tidak pernah dicapai karen itu penyesuain diri lebih bersifat
suatu proses sepanjang hayat (lifelong Process dan manusia terus menerus
berupaya menemukkan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai
pribadi yang sehat. Respon penyesuaian baik atau buruk secara sederhana dapat
dipandang sebagai suatu upaya indivindu untuk mereduksi dan menjauhi ketegangan
dan untuk memelihara kondisi – kondisi keseimbangan yang lebih wajar.
Penyesuaian adalah sebagai suatu proses ke arah hubungan yang harmonis antara
tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat
saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi, dan indivindu disorong meneliti
berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.Indivindu
dikatakan berhasil dalam melakukkan penyesuaian diri apabila ia dapat memenuhi
kebutuhannya dengan cara – cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh
lingkungannya tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.
Karakter
Penyesuaian Diri
Dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya beberapa orang juga mengalami rintangan
yang membuat sesorang melakukkan penyesuaian diri secara positif dan negatif/
salah. Berikut ini penjabaran tentang penyesuaian diri secara positif dan
negatif/ salah.
Penjabaran
tentang penyesuaian diri secara positif adalah tergolong mereka yang mampu
melakukkan penyesuain diri dengan cara yang positif ditandai hal – hal sebagai
berikut :
a. Tidak
menunjukkan adanya ketegangan sosial
b. Tidak
menunjukkan adanya mekanisme – mekanisme psikologis
c. Tidak
menunjukkan adanya Frustasi pribadi.
d. Memiliki
pertimbangan rasional dan pengarahan diri
e. Mampu
dalam belajar
f. Menghargai
pengalaman
g. Bersikap
realistik dan objektif
Dalam melakukkan penyesuain diri
secara positif indivindu akan melakukkannya dengan berbagai bentuk, antara lain
:
a. Penyesuain
dengan menghadapi masalah secara langsung. Dalam situasi ini indivindu secara
langsung menghadapi masalahnya dengan segala akibat – akibatnya. Ia melkukkan
segala tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Misalnya seorang siswa
yang terlambat dalam menyerahkan tugas karena sakit, maka ia menghadapinya
secra langsung, ia mengemukakkan segala masalahnya kepada gurunya.
b. Penyesuaian
dengan melakukkan eksplorasi ( penjajahan)
dalam situasi ini indivindu mencari berbagai bahan pengalaman untuk
dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya. Misalnya : seorang siswa yang
kurang mampu dalam mengerjakan tugas, ia akan mencari bahan dalam upaya
menyelesaikan tugas tersebut, dengan mencari buku,konsultasi, diskusi, dan
sebagainya.
c. Penyesuaian
dengan trial and eror atau coba – coba. Dalam cara ini indivindu melakukkan
suatu tindakan coba – coba, dalam arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalau
gagal tidak diteruskan. Taraf pemikiran kurang begitu berperan dibandingkan
dengan cara eksplorasi.
d. Penyesuaian
dengan substitusi (mencari pengganti) jika indivindu merasa gagal dalam
menghadapi masalah, maka ia dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari
pengganti. Misalnya gagal nonton film di gedung bioskop, dia pindha nonton di
TV
e. Penyesuaian
diri dengan menggali kemampuan diri. Dalam hal ini indivindu mencoba menggali
kemampuan – kemampuan khusu dalam dirinya, dan kemudian dikembangkan sehingga
dapat membantu penyesuaian diri. Misalnya seorang siswa yang mempunyai
kesulitan dalam keuangan, berusaha mengembangkan ke mampuannya dalam menulis
(mengarang). Dari usaha mengarang ia dapat membantu mengatasi kesulitan dalam
keuangan.
f. Penyesuaian
ddengn belajar. Dengan belajar, indivindu akan banyak memperoleh pengetahuan
dan keterampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri. Misalnya seorang guru
akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak belajar tentang berbagai
pengetahuan keguruan.
g. Penyesuaian
diri dengan perencanaan yang cermat dalam situasi ini tindakan yang dilakukkan
merupakan keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat. Keputusan
diambil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi, antara lain segi untung dan
ruginya.
h. Penyesuain
diri dengan inhibiasi dan pengendalian diri. Penyesuain diri akan lebih
berhasil jika disertai dengan kemampuan memiliki tindakan yang tepat dan
pengendalian secara tepat pula. Pada situasi ini indivindu berusaha memiliki
tindakan ana yang harus dilakukkan dan tindakan mana yang tidka perlu
dilakukkan. Cara inilah yang disebut inhibisi. Di samping itu, indivindu harus
ampu mengendalikan dirinya dalam melakukkan tindakannya.
Penyesuaian diri secara
Negatif/salah. Penyeseuain diri yang salah ditandai
dengan berbagai betuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional,
sikap yang tidak realistik, agresif dan sebaginya. Ada tiga bentuk reaksi dalam
penyesuaian yang salah yaitu : a) reaksi bertahan (b) reaksi menyerng (c)
reaksi melarikan diri.
a. Reaksi
bertahan (Defence Reaction)
Indivindu
berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah – olah tidak menghadapi
kegagalan. Ia selalu berusha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami
keggalan. Bentuk reaksi ini antara lain :
-
Rasinalisasi, yaitu bertahan dengan
mencari – cari alasan (dalam) untuk membenarkan tindakannya.
-
Represi, yaitu berusaha untuk menekan
pengalamannya yang di rasakan kurang enak ke alam tiak sadar. Ia berusaha
melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan. Misalnya seorang pemuda
berusaha melupakan kegagalan perasaan sayang kepada seseorang.
-
Proyeksi, yaitu melemparkan sebab
kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima.
Misalnya seorang siswa yang tidak lulus mengatakan bahwa gurunya membenci
dirinya.
-
“Sour Grapes” (anggur kecut) yaitu
dengan memutar balikkan kenytaan. Misalnya seorang sisw yang gagal mengetik,
mengatakan bahwa tiknya rusak, padahal dia sendiri tidak bisa mengetik
b. reaksi
menyerang (Agressif reaction) orang yang mempunyai penyesuain diri yang salah
menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menututpi kegagalannya. Ia
tidak mau menyadari kegagalannya. Reaksi – reaksi tampak dalam tingkah laku :
-
selalu membenarkan diri sendiri
-
mau berkuasa dalam setiap situasi
-
mau memiliki segalanya
-
bersikap senang menggangu orang lain
-
menggertak baik dengan ucapan maupun
dengan perbuatan
-
menunjukkan sikap permusuhan secara
terbuka
-
menunjukkan sikap menyerang dan merusak
-
keras kepala dalam perbuatannya
-
bersikap balas dendam
-
memperkosa hak orang lain
-
tindakan yang serampangan dan
-
marah secara sadis
c. Reaksi
melarikan diri (Escape Reaction)
Dalam
reaksi ini orang yang mempunyai penyesuain diri yang slah akan melarikan diri
dari situasi yang menimbulkan kegagalannya. Reaksinya tampak dalam tingkah laku
sebagai berikut : berfantasinya yaitu memuaskan keinginanya yang tidak tercapai
dalam bentuk angan – angan (seolah – olah sudah tercapai), banyak tidur, minum
– minuman keras, bunuh diri, menjadi pecndu ganja, narkotika, dan regresi yaitu
kembali kepada tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih
awal (misal orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil) dan
lain – lain.
Comments
Post a Comment