Terpadu (Kurikulum 2013)
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang memadukan antara berbagai mata pelajaran atau
bidang studi dengan menggunkkan tema tertentu. Tema tersebut kemudian diulas
dan dielaborasi dari berbagai sudut pandang baik dari pandangan ilmu
pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, humaniora maupun agama, sehingga
memberikan pengalaman bermakna bagi anak didik. Pelasanaanya di kelas rendah
MI/SD yakni kelas 1,2,dan 3 sesuai dengan perkembangan fisik maupun psikis anak
didik yang lebih berfikir secara holistik dibandingkan berfikir secara
segmentaris. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lai yang
relevan akan membentuk skemata, sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan.
Dengan pembelajaran tematik anak
didik diharapkan mendapatkan hasil belajar yang optimal dan maksimal dan
menghindari kegagalan pembelajaran yang masih banyak terjadi dengan model
pembelajaran yang lain.
Landasan Pembelajaran Tematik
1. Landasan
Filosofis
Pembelajaran tematik berlandaskan pada filsfat
pendidikan progresivisme, sedangkan progresivisme bersandar pada filsafat
naturalisme, realisme dan prgmatisme. Di smping itu, pembelajaran tematik
bersandar juga pada filsafat pendidikan kontruktivisme dan humanisme.
Secara filosofis bahwa anak didik mempunyai
kemampuan untuk melakukkan perubahan secara signifikan dalam kehidupannya
walaupun bersifat evolusionis, karena lingkungan hidup anak didik merupakan
suatu dunia yang terus berproses (becoming) secara evolusionis pula.
Pengetahuan
anak didik adalah kumpulan kesan – kesan dan informasi yang terhimpun dalam
pengalaman empiris yang partikular dan seharusnya siap untuk digunakan. Kesan –
kesan dari luar itu diterima oleh indra, tetapi antara indra yang bersifat
jasmani merupakan satu kesatuan dengan ruhani,oleh karena itu jasmani dan
ruhani perlu mendapatkan kebebasan dalam menerima kesn – kesan dari
lingkungannya dan dalam memanifestsikan kehendak dan tingkah lakunya. Dengan
demikian, pendidikan yang diperlukan bagi anak didik adalah pendidikan yang
menyeluruh dan menyentuh aspek jasmani dan ruhani dengan memberikan tempat yang
wajar pada anak didik.
2. Landasan
Psikologis
Secara teoritik maupun praktik
pembelajaran tematik berlandaskan pada psikologis belajar. Psikologis
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukkan isi/materi pembelajaran
tematik yang diberikan kepada anak didik gar tingkat keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologis belajar memberikan
konstribusi dalm hal bagaimana isi / materi pembeljaran tematik tersebut
disampaikan kepada anak didik dan bagaimana pula anak didik harus
mempelajarinya.
Dari sisi psikologis belajar bahwa anak
didik
a. Memiliki
tujuan, tidak diperoleh secara pasif, tetapi anak didik secara aktif
mengonstruksi struktur kognitifnya.
b. Belajar
mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan anak didik
c. Pengetahuan
sesuatu dikonstrusikan secara personal
d. Pembelajaran
perlu melibatkan pengaturan situasi kelas
e. Kurikulum
adalah seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber
3. Landasan
Yuridis
Dalam pembelajaran tematik berkaitan
dengan berbagai kebijkan atau peraturan yang mendukung pelksanaan pembeljaran
tematik di sekolah dasar. Landasn yuridis tersebut adalah :
-
Undang – udang dasar republik Indonesia
tahun 1945, pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan yang layak,
-
Undang – undang No .23 tahun 2002
tentang perlindungan anak. Pasal 9 menyatakan bahwa setiap anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasanna sesuai dengan minat dan bakatnya
-
Undang – undang No.20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional. Bab V pasal 1-b menyatakan bahwa setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendaptkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.
-
Karakteristik
Pembelajaran Tematik
1) Anak
didik sebagai pusat pembelajaran
Anak didik sebagai
pelaku utama pendidikan. Semua arah dan tujuan pendidikan harus disesuaikan
dengan kebutuhan anak didik, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang
memfasilitasi yang dibutuhkan anak didik dalam mengembangkan motivasinya. Guru harus
memberikan kemudahan – kemudahan kepada anak didik untuk melakukkan aktivitas
belajar. Pendekatan belajar progresivisme, konstruktivisme maupun humanisme
sebagaimna disebutkan di atas lebih banyak menempatkan anak didik sebagai
subjek belajar, sehingga proses pembeljaran berpusat pada anak didik (student
centered education)
2) Memberikan pengalaman langsung (direct
experiences)
Anak didik diharap
mengalami proses pembeljarannya dari persiapan, proses sampai produknya. Hal demikian
hanya terjadi bilamana anak didik dihadapkan pada situasi yang nyata yang tidak
lain adalah lingkungan anak didik sendiri.
3) Menghilangkan
batas pemisah antar mata pelajaran
Sesuai dengan karakter
pembelajaran tematik terintegrasi, maka pemisahan antar berbagai mata pelajaran
menjadi tidak jelas. Mata pelajaran disajikan dalam satu uni atau tema, dan
dalam satu unit atau tema mengandung banyak mata pelajaran, dalam arti bahw
satu unit atau tema ditinjau dari berbagai perspektif mata pelajaran.
4) Fleksibel
(Luwes)
Pembelajaran tematik
dilakukkan dengan menghubung – hubungkan antara pengetahuan yang satu dengan
pengetahuan yang lain, atau menghubungkan antara pengalaman yang satu dengan
pengalaman yang lain, bahkan menghubung – hubungkan antara pengetahuan yang
satu dengan pengalaman dan sebaliknya. Lebih – lebih sangat ditekankan satu
dengan pengalaman dan sebaliknya. Lebih – lebih sangat ditekankan bilamana yang
perlu dihubungkan adalah pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki oleh
anak didik dengan sesuatu yang baru dan perlu dimiliki oleh anak didik. Untuk keperluan
ini guru mempunyai lahan yang luas untuk berimprovisasi dalam menyajikan materi
pelajaran dan sangat leluasa dalam memilih strategi dan metode pembelajaran.
5) Hasil
pembeljaran sesuai dengan minat dan kebutuhan anak didik
Sesuai dengan
karakteristik pembelajaran tematik yang harus disesuaikan dengan kebutuhan
anak, maka pembelajaran tematik tentunya akan memberikan dorongan untuk
timbulnya minat dan motovasi belajar anak didik dan anak didik dapat memperoleh
kesempatan banyak untuk mengoptimalkan potensi yang telah dimilikinya sesuai
dengan minat dna kebutuhannya.
6) Menggunakkan
Prinsip PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).
Dalam pembelajaran
tematik berangkat dari prinsip bahwa belajar itu harus melibatkan anak didik
secara aktif alam mengembangkan kreativitas anak didik tetapi juga mencapai
sasaran. Semua prinsip tersebut harus ditata dalam suasana yang menyenangkan
supaya anak didik tidak bosan. Pembelajaran yang demikian akhirnya akan
menimbulkan dorongan minat dan motivasi anak didik.
7) Holistik
Bahwa pembelajaran
tematik bersifat Integrated, dan satu tema dilihat dari berbagai prespektif. Suatu
gejala yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan
dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak – kotak sehingga memungkinkan anak didik untuk memahami suatu gejala/
fonemena dari segala sisi. Hal ini sebagai modal yang sangat baik untuk menjadi
lebih bijak menyikapi setiap kejadian yang dia hadapi/alami.
8) Bermakna
Yaitu meningkatkan
kebermaknaa (meaningfull) pembelajaran. Bahwa pembeljaran akan semakin bermakna
bilamana memberikan kegunaan bagi anak didik. Kebermaknaan pembelajaran akan
semakin meningkat apabila sesuai dengan kebutuhan anak didik. Paling tidak
kebermaknaan pembelajaran itu ditunjukkan dengan paling tidak kebermaknaan
pembelajran itu ditunjukkan dengan terbentuknya suatu jalinan antar konsep yang
saling berhubungan antara pengetahuan dan pengalaman sebagaimna disebutkan.
Keunggulan
Pembelajaran Tematik
Dalam pelaksanaan pembelajaran yang
memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat, yaitu :
a. Dapat
mengurangi overlapping antara berbagai mata pelajaran, karena mata pelajaran
disajikan dalam satu unit.
b. Menghemat
pelaksanaan pembelajaran terutama dari segi waktu karena pembelajran tematik
dilaksanakan secara terpadu antara beberapa mata pelajaran
c. Anak
didik mampu melihat hubungan – hubungan yang bermakna sebab isi/ materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.
d. Pembelajaran
menjadi holistik dan menyeluruh akumulasi pengetahuan dan pengamanan anak didik
tidak tersegmentasi pada disiplin ilmu atau mata pelajaran tertentu, sehingga
anak didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang saling
berkaitan antara satu sama lain.
e. Keterkaitan
antara satu mata pelajaran dengan lainnya yang enguatkan konsep yang telah
dikuasai anak didik, karena diukung dengan pandangan dari berbagai perspektif.
Kelemahan
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran temtik selain mempunyai
keunggulan – keunggulan juga mengandung kelemahan - kelemahan. Kelemahan yang
menyolok dalam pembelajaran tematik antara lain :
a. Pembelajaran
menjadi lebih kompleks dan menuntut guru untuk mempersiapkan diri sedemikian
rupa supaya ia dapat melaksanakan dengan baik.
b. Persiapan
yang harus dilakukkan oleh guru pun lebih lama. Guru harus merancang
pembelajaran tematik dengan memperhatikan keterkaitan antara berbagai pokok
materi tersebar di beberapa mata pelajaran
c. Menuntut
penyediaan alat , bahan, sarana dan prasarana untuk berbagai mata pelajaran
yang dipadukan secara serentak. Pembelajaran tematik berlangsung dalm satu atau
beberapa session. Pada tiap session dibahas beberapa pokok dari beberapa mata
pelajaran, sehingga alat, bahan sarana dan prasarana harus tersedia sesuai
dengan pokok – pokok mata pelajaran yang disajikan.
Comments
Post a Comment