Aksara Jawa

 

AKSARA JAWA

            Aksara Jawa merupakan salah satu warisan budaya jawa yang patut dilestarikan di balik maraknya masuknya kebudayaan kebarat baratan yang sudah meracuni banyak anak-anak didik di jaman sekarang. Peran guru di sekolah menjadi salah satu faktornya dan kurang sadarnya orang tua dalam mengajarkan kepada anaknya terutama tentang huruf aksara jawa yang memang penuh arti dan makna mendalam terutama jika kita memaknai arti dari ungkapan tersebut. Dengan adanya pembelajaran dan praktek yang maksimal diharapkan anak menjadi lebih bisa menpraktikan dalam kehidupan sehari-harinya agar tetap lestari.

            Aksara merupakan suatu hasil dari budaya yang sudah ada sehingga mempunyai arti penting dalam perkembangan kehidupan manusia terutama di daerah jawa ( Hardiati, 200:1). Karena adanya kebudayaan ini membuat ciri khas tersendiri, apalagi jika kita aplikasikan tulisan kepada suatu karya seni contoh ukiran dengan menceritakan legenda jawa bertuliskan aksara jawa pasti akan lebih bermakna dan menjadi nilai plus jika bangsa Indonesia mempunyai cirri khas tersendiri dan pastinya akan bisa menarik minat orang asing untuk ikut mempelajarinya. Suku bangsa jawa merupakan salah satu suku yang memang sudah maju dalam beradaptasi serta peradabannya karena sudah lama memahami dan mengenal aksara, suku bangsa jawa juga diperkirakan sudah memiliki tradisi tulis sejak tahun 700 M (Riyadi 1996:15). Tradisi tulisan ini ditemui pada penulisan jalan dan beberapa benda pusaka lainnya.

            Aksara jawa mempunyai nama lain yaitu hanacaraka/ carakan. Berdasarkan Sukendro & Sukanti (2013). Aksara murda merupakan huruf besar/huruf kapital yang biaasanya ada di dalam Bahasa Indonesia.  Indonesia yang mempunyai sembiyan Bhineka Tunggal Ika mempunai bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia dimana dipakai bak itu dalam penulisan, penyampaian secara lisan dari guru kepada murid. Berbeda dengan bahasa jawa yang biasanya merupakan bahasa daerah yang hanya sebagian saja yang memahami maksudnya.

            Ajisaka adalah seorang yang menyempurnakan aksara jawa sehingga dikenal sampai sekarang, legenda Aji Saka dimulai dari seorang yang memang sudah sakti dari majethi bersama 2 orang punggawa(Abdi) setianya yaitu Dora dan Sembada. Kedua abdi ini setia dan sakti ketika Aji Saka ingin menjelajahi pulau jawa dia mengajak Dora untuk menemaninya perjalanannya, Akar penting dari aksara jawa yaitu aksara bhrami di india yang berkembang menjadi aksara pallawa di asia selatan dan tenggara antara abad ke 6 hingga ke 8. Aksara pallawa kemudian berkembang menjadi aksara kawi yang digunakan sepanjang periode Hindu-buddha Indonesia antara abad ke 8 hingga 15.

            Aksara jawa cacahe ana 20. HANACARAKA nduweni arti yaiku “utusan” utusan hidup berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Dengan maksud mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja ketiga unsur ini adalah Tuhan, Manusia, dan kewajiban manusia sebagai ciptaan. Mempercayakan semua hal yang ada di dunia ini hanya kepada Tuhan sebagai sang pencipta dan tempat kita bersandar dari adanya kesusahan dan kesedihan. Ada tang dipercaya yaitu Manusia dimana kita sebagai manusia hendaklah menjaga bumi ini dengan baik, merawat hewan yang ada di sekitar dan menanam beberapa tumbuhan di sekitar rumah untuk mensyukuri dan selalu mengingat sang pencipta. Kewajiban manusia sebagai ciptaan dimana kita harus merawat dan memanfaatkan apapun yang ada di bumi dengan dengan sebaik mungkin dengan tidak merusak agar semua ekosistem berjalan semestinya dan anak cucu kita bisa merasakan serta bisa dilestarikan sehingga tidak terputus karena warisan budaya ini wajib kita ajarkan dakn titipkan kepada generasi muda.

            Kesimpulan : Aksara Jawa merupakan suatu warisan budaya Jawa yang wajib kita lestraikan dengan mempelajarinya, meskipun hanya diajarkan pada tingkat SD diharapkan anak didik menjadi lebih paham dan bisa menerapkannya dalam penulisan/karya seni lain sehingga hal ini dapat membantu agar hasil karya penulisan aksara jawa dinikmati oleh penikmat karya seni juga. Perlu diberikan pemahaman juga kepada masyarakat jika Aksara jawa mempunyai makna yang berarti dan dalam terutama rasa syukur kita kepada sang pencipta.

 

Comments

Popular posts from this blog

Lagu Sayang dan makna bahasa jawa

Teaching Writing

Evaluasi pembelajaran dalam literasi